
JAKARTA – Pendidikan tidak sekadar transfer ilmu pengetahuan, tetapi harus memberikan dampak nyata bagi kehidupan. Pemikiran ini menjadi dasar dalam empat buku terbaru karya Odemus Bei Witono, SJ, yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas dan diluncurkan dalam sesi diskusi dan peluncuran buku di Kompas Institute, Jakarta, Jumat (14/02/2025).
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka di bidang pendidikan, di antaranya mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (1993–1998) Prof. Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro, Guru Besar Sosiologi FISIP UI Prof. Dra. Francisia S.S.E. Seda, M.A., Ph.D., serta peneliti senior CSIS Dr. Medelina K. Hendytio, M.Dev.Admin.
Sebagai Direktur Perkumpulan Strada dan seorang pastor Jesuit, Bei Witono memiliki pengalaman panjang dalam dunia pendidikan. Ia mengangkat berbagai fenomena dan kebijakan pendidikan dengan refleksi mendalam serta gagasan konstruktif yang dituangkan dalam keempat bukunya. Masing-masing buku tersebut memiliki fokus kajian yang berbeda, tetapi saling melengkapi dalam merumuskan konsep pendidikan yang transformatif, berbudaya, dan berbasis nilai.
Empat Buku
Buku pertama, Pembelajaran Bermakna dalam Pendidikan, menyoroti pentingnya metode pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada penguasaan materi, tetapi juga bagaimana peserta didik dapat mengaitkan ilmu yang mereka pelajari dengan kehidupan nyata. Bei Witono menegaskan bahwa pendidikan harus bersifat transformatif, sehingga siswa tidak sekadar menghafal teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks sosial dan profesional. Buku ini menjadi panduan berharga bagi para guru dan pendidik dalam merancang metode pembelajaran yang lebih interaktif dan bermakna.
Buku kedua, Pendidikan Berbudaya dan Modern, membahas bagaimana pendidikan dapat menjadi sarana pembentukan karakter, penghargaan terhadap budaya, serta kesiapan menghadapi tantangan global. Dalam buku ini, Bei Witono menyoroti studi kasus dari berbagai negara yang sukses mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam sistem pendidikan mereka. Pendekatan ini diyakini dapat memperkuat identitas nasional sekaligus membekali generasi muda dengan wawasan global.
Buku ketiga, Pendidikan Nilai: Merajut Masa Depan, mengeksplorasi konsep pendidikan berbasis nilai yang berperan dalam membentuk individu berintegritas, berwawasan luas, dan memiliki ketahanan moral yang kuat. Bei Witono menyoroti berbagai teori dan praktik pendidikan nilai yang telah diterapkan di berbagai institusi pendidikan di Indonesia. Dengan pendekatan yang sistematis, buku ini menawarkan wawasan mendalam bagi pendidik, pembuat kebijakan, serta orang tua dalam menanamkan nilai-nilai positif kepada generasi muda.
Buku keempat, Wajah Pendidikan Karakter, menyoroti peran pendidikan dalam membentuk manusia yang peduli, memiliki integritas tinggi, serta bersedia berkontribusi dalam masyarakat. Dalam konteks pendidikan karakter, Bei Witono menguraikan bagaimana sekolah, keluarga, dan komunitas dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter peserta didik.
Tantangan Masa Depan
Dalam diskusi yang berlangsung dalam acara peluncuran buku, para narasumber turut memberikan pandangan mereka mengenai tantangan dan peluang dalam dunia pendidikan saat ini.
Prof. Dr.-Ing. Wardiman Djojonegoro menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada hasil akademik, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan berpikir kritis. “Pendidikan di Indonesia harus mampu mengembangkan individu yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang kuat serta kesiapan menghadapi perubahan zaman,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Francisia Seda menyoroti peran sosial pendidikan dalam membangun kesadaran kritis di masyarakat. “Pendidikan harus menjadi alat perubahan sosial yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan individu, tetapi juga memberdayakan komunitas dan menciptakan tatanan sosial yang lebih adil,” katanya.
Dr. Medelina K. Hendytio dari CSIS menambahkan bahwa kebijakan pendidikan di Indonesia perlu lebih adaptif terhadap perkembangan global, terutama dalam era digitalisasi. “Kita perlu menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks, di mana keterampilan digital dan daya saing global menjadi faktor penentu,” jelasnya.
Harapan untuk Masa Depan
Dalam acara ini, Bei Witono berharap agar keempat bukunya dapat menjadi kontribusi bagi perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. “Pendidikan harus mampu menciptakan manusia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap lingkungannya. Dengan pendidikan yang bermakna, berbasis nilai, serta menghargai budaya, kita dapat mencetak generasi yang lebih baik untuk masa depan,” ujarnya.
Peluncuran buku ini menjadi momentum penting dalam perbincangan mengenai arah pendidikan di Indonesia. Dengan menghadirkan perspektif akademik, kebijakan, dan praktik langsung di lapangan, acara ini memberikan wawasan yang lebih luas tentang bagaimana sistem pendidikan dapat dikembangkan agar lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan zaman.
Melalui refleksi dalam buku-buku ini, diharapkan dunia pendidikan di Indonesia dapat lebih adaptif, inovatif, dan tetap berpegang pada nilai-nilai yang membangun karakter bangsa.