Home Kajian Transformasi, Kolaborasi, dan Integritas  dalam Lembaga Pendidikan di Tingkat  Dasar dan Menengah 

Transformasi, Kolaborasi, dan Integritas  dalam Lembaga Pendidikan di Tingkat  Dasar dan Menengah 

2323
6

Perkembangan kemajuan pendidikan dalam skala nasional dalam dua dasawarsa terakhir begitu cepat dan masif mempengaruhi budaya sekolah. Banyak sekolah, baik swasta maupun negeri yang mengalami kesulitan dalam menanggapi perubahan kebutuhan zaman yang terus berkembang. Salah satu solusi terbaik untuk mengatasi kesulitan tersebut, lembaga pendidikan perlu melakukan transformasi kelembagaan. Transformasi lembaga penting dan perlu dilakukan guna merespon perubahan terkini dan masa depan tanpa mengabaikan kultur nilai keutamaan formatif yang — dalam beberapa temuan — sudah ada sejak sekolah-sekolah tersebut didirikan. Agar budaya baik sekolah tidak hilang, transformasi dilakukan secara bertahap dengan melibatkan segenap elemen dalam komunitas pendidikan. 

Menurut Towell (2019) perubahan transformatif merupakan sesuatu yang mendasar untuk dilakukan oleh sekolah itu sendiri. Sekolah yang bersangkutan yang memahami mengapa mereka perlu berubah. Dalam upaya transformasi lembaga, pemerintah dan pihak lain sepatutnya ikut mendukung dan membantu agar kualitas pelayanan sekolah dapat meningkat secara signifikan. Transformasi menurut pandangan Towell dapat dimulai dari kultur atau budaya sekolah berupa nilai-nilai keutamaan sekolah, filosofi pendidikan yang merangkul perbedaan dan menghargai keunikan. Transformasi budaya dalam suatu lembaga pendidikan dapat membentuk struktur kondusif bagi karya pendidikan. Dengan demikian, transformasi perlu dimulai dari budaya kerja melalui pengembangan kapasitas personalia dan kemudian berlanjut pada perubahan struktur lembaga. Keduanya, baik transformasi terkait kapasitas personalia maupun struktural dapat berlangsung secara simultan dan bertahap. 

Towell (2019) menegaskan bahwa kepemimpinan dalam transformasi lembaga melibatkan kolaborasi atau kerja sama dengan orang lain untuk menciptakan dan menyempurnakan lembaga pendidikan yang ingin dirubah. Oleh karena itu dibutuhkan strategi perbaikan melalui upaya berkelanjutan dengan melibatkan banyak elemen yang diperlukan untuk menyukseskan transformasi lembaga.  Transformasi tersebut dapat dilakukan secara optimal jika pimpinan lembaga bersama guru, terlebih dulu sudah menemukan cara atau strategi yang khas dan pas, sesuai dengan kebutuhan pengembangan lembaga. Menurut Shaked & Schechter (2017) kolaborasi antara sekolah dan pemangku kepentingan sangat penting. Resiko jika terjadi pemutusan hubungan kerja sama dapat membahayakan lembaga pendidikan yang bersangkutan. 

Kolaborasi antar lembaga pendidikan sangat berguna karena mereka memperjuangkan hal sama, yaitu demi kemajuan bersama, dan terlibat aktif guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Shaked & Schechter (2017) mempertegas bahwa lembaga pendidikan bersama para pemangku kepentingan sekolah perlu bekerja sama, dan bukan malah berjalan sendirian. Dengan mengintegrasikan upaya kolaborasi, mereka juga dapat mengkoordinasikan kebijakan terkait pendidikan, memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan sekolah secara lebih baik. Sekolah-sekolah dalam suatu majelis atau perserikatan perlu berkolaborasi dan bersama pemerintah terlibat aktif membangun bangsa melalui karya pendidikan. Kolaborasi antar lembaga, tenaga pendidik dan kependidikan secara sistemik akan meningkatkan pembentukan integritas suatu karya pendidikan. Dalam kolaborasi, Kurikulum Merdeka mengakomodir sekolah-sekolah untuk bekerjasama. Sekolah-sekolah penggerak dalam praksis membantu lembaga pendidikan yang sedang bertumbuh. Para pelatih ahli Merdeka Belajar pun berupaya mendampingi sekolah-sekolah untuk bertumbuh bersama.

Kurikulum Merdeka dalam perspektif masa depan membutuhkan lembaga pendidikan berintegritas prima guna mengembangkan pembelajaran di ruang-ruang kelas baik secara luring maupun daring. Integritas yang dimaksud terkait dengan kemampuan lembaga dalam mengemban tanggung jawab penuh dalam mendidik para peserta didik di lingkungan sekolah. Integritas (dalam merriam-webster.com) dipahami sebagai kepatuhan fundamental pada nilai-nilai moral dan estetika. Integritas menurut Buckminster Fuller (dalam brainyquote.com, 2001) merupakan esensi dari segala kesuksesan. Dengan demikian, dalam integritas terkandung prinsip-prinsip moralitas, yang mampu diaplikasikan melalui estetika dengan menjunjung tinggi harkat, dan martabat manusia dalam meraih keberhasilan hidup mulia. 

Dewey (dalam Hickman & Alexander, 1998) memandang sekolah sebagai lembaga sosial. Dalam sekolah terdapat aneka aktivitas pendidikan formal, melibatkan para pendidik yang tinggal dan menyatu dalam masyarakat. Pendidikan dalam konteks tersebut dipahami sebagai proses sosial dan sekolah menjadi tempat konsentrasi pembinaan untuk tujuan sosial kemasyarakatan. Dewey meyakini bahwa pendidikan merupakan bagian dari proses hidup dan bukan persiapan untuk kehidupan masa depan. Dalam proses hidup, lembaga pendidikan memberikan ruang formatif bagi formasi peserta didik. Ruang formatif merupakan tempat dan situasi yang disediakan lembaga pendidikan berintegritas untuk pembinaan, dan pendampingan peserta didik. 

Dewey secara tegas menyatakan bahwa formasi pendidikan peserta didik perlu dilakukan oleh para pendidik secara sadar, cermat, dan teliti. Formasi yang demikian dilakukan karena adanya tujuan sosial yang diharapkan. Dalam realitas, masing-masing sekolah mempunyai tujuan sendiri yang khas pada satu sisi, tetapi pada sisi yang lain secara nasional mempunyai tujuan bersama. Tujuan pendidikan nasional terangkum dalam UU No. 20, Tahun 2003. “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.”  Untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional, integritas sekolah-sekolah perlu diperhatikan oleh unsur pimpinan dan para guru. Lembaga pendidikan berintegritas merupakan organisasi persekolahan formal yang secara hakiki mengupayakan pencapaian tujuan pendidikan melalui aktivitas formatif berkualitas terhadap peserta didik di tingkat dasar dan menengah. 

Transformasi lembaga pendidikan yang disertai dengan kolaborasi terukur dan integritas lembaga merupakan cara bertindak ideal untuk mencapai keberhasilan sekolah. Kepemimpinan sekolah yang kuat dan dinamis dalam aneka situasi dapat mengakomodir kebutuhan pendidikan lintas zaman. Hal tersebut dapat diindikasikan melalui keberadaan lembaga pendidikan yang sudah mapan tetapi tetap mampu memberikan pelayanan terbaik, diminati para pelanggan, dan mempunyai murid berlimpah. Lembaga pendidikan membutuhkan leadership transformed, berupa konsep kepemimpinan yang menurut Fuda (2013) dapat mengubah pimpinan biasa-biasa saja menjadi luar biasa. Pimpinan sekolah berkualitas prima dalam berbagai segi dapat menggerakkan para pendidik dalam mentransformasi diri-lembaga secara personal dan komunal guna mendukung upaya perubahan karya edukasi menjadi lebih baik.

Sebagai catatan akhir, penulis menyimpulkan bahwa transformasi lembaga pendidikan yang disertai dengan kolaborasi terukur dan integritas lembaga dibutuhkan untuk menjawab tantang zaman ke depan yang kerap kali berubah. Oleh karena itu lembaga pendidikan perlu mentransformasi dirinya agar menjadi lebih baik. Visi dan misi diperkuat, personalia yang cakap dilatih dan dikembangkan, sistem keuangan yang dipertanggungjawabkan serta sarana-prasarana pendukung diadakan sesuai dengan tuntutan zaman. Pendidikan modern tidak boleh mengabaikan nilai-nilai dasar luhur yang diwariskan dalam tradisi sekolah. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk perkuat esensi pendidikan sedangkan modernisasi formatif untuk mengembangkan eksistensi sekolah menjadi lebih tahan uji dalam memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu. Semoga transformasi, kolaborasi, dan integritas sekolah dapat dilakukan lembaga pendidikan untuk mengembangkan keunggulan pelayan terbaik bagi para murid yang dilayani. Dengan demikian anak-anak bangsa akan bertumbuh optimal dan Profil Pelajar Pancasila dapat diwujudkan. 

6 COMMENTS

  1. Menjadi tantangan tersendiri dalam tranformasi pendidikan dimasa pandemi saat ini perlu kolaborasi dari seluruh unsur dalam memajukan pendidikan , trima kasih romo bei semoga kita sebagai pendidik mampu menjawab tantangan pendidikan sesuai zamannya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here