Home Ruth Indiah Rahayu

Ruth Indiah Rahayu

Saya, Ruth Indiah Rahayu, berpartisipasi dalam pemilihan kandidat ketua IKAD semata memenuhi panggilan pendukung yang telah mengajukan nama saya melalui formulir penjaringan. Saya bukan siapa-siapa selain nama terlahir dengan pengalaman sederhana.

Pada kesempatan ini izinkan saya memperkenalkan diri. Saya memberanikan diri sekolah di STFD di mulai dari kebuntuan di ranah praksis: antarateori dan praktik dalam gerakan sosial.

Saya masuk ke STFD pada 2012 sebagai mahasiswa matrikulasi selama satu tahun dan kemudian melanjutkan ke program reguler S2 pada 2013 hingga 2016. Saya menulis tesis tentang “Pengasingan Perempuan Dari Nalar Menurut Geneive Lloyd”. Kemudian melanjutkan ke program S3 pada 2017 hingga promosi doctoral pada Juni 2023 dengan judul disertasi “Mekanisme Generatif Penindasan Perempuan Kelas Pekerja Dalam Waktu-Ruang Reproduksi Sosial Masyarakat Kapitalis: Sebuah KajianBerdasarkan Bhaskar dan Lefebvre”.

Selama 12 tahun di STFD sesungguhnya saya belum demikian mendalami filsafat, saya baru paham secara dangkal. Namun demikian saya menikmati ruang reflektif, semacam oase yang mewah, di tengah kegaduhan ekonomi-politik yang menjungkirbalikkan kebenaran otentik.

Kemudian saya menyediakan energi saya untuk berpartisipasi sebagai pengurus IKAD2021-2024, meski masih sedikit yang mampu saya lakukan. Mengapa bersedia menjadi pengurus IKAD? Sederhananya karena saya ingin tetap memiliki ikatan silaturahmi dengan sesama sivitas akademis STFD yang unik dan berbeda. Mengapa unik dan berbeda? Karena alumni STFD kepenuhan energi untuk mempertanyakan dan memperdebatkan segala sesuatu.

Ini sungguh energi yang mewah. Apalagi jika saya perbandingkan dengan aktivitas kerja saya sebagai buruh upahan dan pelayan sosial yangboleh dikata tanpa ruang bertanya dan berdebat. Sebagai buruh upahan, saya bekerja sebagai baik sebagai peneliti lepas maupun berafiliasi dengan Institut Kajian Krisis danStrategi Pembangunan Alternatif (INKRISPENA) yang memusatkan perhatian pada masalah industrialisasi, perburuhan, ekologi dan reproduksi sosial. Selain itu saya hanya pengajar honorer di Program Pasca Sarjana Studi Gender SKSG UI.

Sebagai pelayan sosial, saya terlibat membangun gerakan feminis dan gerakan mahasiswa sejak sebelum aksi puncak 1998 termasuk melakukan investigasi kekerasan seksual massal terhadap perempuanTionghoa 1998, mengadvokasi kekerasan negara sejak 1965 sampai kekerasan di Aceh, Maluku dan Poso. Pada saat pasca-reformasi saya aktif dlm gerakan buruh untuk memberikan pendidikan politik dan gerakan sosial secara umum utk membela kelompok marjinal.

Sampai saat ini saya masih aktivis gerakan sosial, termasuk menangani korban kekerasan seksual dan berperang melawan banalitas kejahatan. Juga aktif dalam menggerakkan kegiatan literasi di Indoprogress Institute for Social Research and Education(IISRE) sebagai ketua bidang pendidikan yang mendidik kaum muda untuk memiliki kemampuan riset berdasarkan teori dan metodologi kritis.

Kembali pada yang “unik dan berbeda”, walau saya hanya mampu diam, tetapi menyimak percakapan sehari-hari di WAG IKAD, penuh dengan pertanyaan, perdebatan dan gagasanyang jika boleh saya sarikan mengandung 3P, yaitu “politik awasi” terhadap penyelenggaraan negara, “politik solidaritas” terhadap kelompok marginal, dan meski porsinya belum kental adalah politik keperawatan (politics of care) yang bukan sekadar peduli melainkan menekankan pada rasa merawat dan meruwat tenunan relasi dalam tubuh IKAD.

Apabila kawan-kawan IKAD mempercayakan kemudi IKAD kepada saya untuk tiga tahun ke depan, tentu saya berusaha untuk merawat dan mengelola materialitas kekayaan filosofis yang hidup dalam alumni IKAD agar bertransformasi menjadi produk pengetahuan yang signifikan bagi perubahan masyarakat.

Terimakasih dan Salam
Ruth Indiah Rahayu