Home Pustaka Cermin Ingatan Kolektif dan Percakapan Kultural: Membaca Berto Tukan

Cermin Ingatan Kolektif dan Percakapan Kultural: Membaca Berto Tukan

305
0
Foto : Dokpri

Penulis: Berto Tukan
Penerbit: JBS
Tahun Terbit: 2025
Tebal: 239 halaman
Kategori: Esai, Budaya, Seni

Bercermin Pada yang Sudah adalah sebuah himpunan esai budaya dan seni yang merangkum refleksi personal dan sosial Berto Tukan atas rentang waktu lebih dari satu setengah dekade (2008–2024). Buku ini adalah dokumentasi sekaligus percakapan: tentang sastra, seni rupa, film, musik, pameran, diskusi, dan wacana kebudayaan yang pernah hidup dalam ekosistem intelektual alternatif di Indonesia.

Sebagai penulis, Berto tidak menawarkan analisis yang kering atau teknis, melainkan sebuah ajakan untuk mengenang, merenung, dan terkadang tersenyum getir atas peristiwa yang pernah mengisi ruang budaya kita. Gaya penulisannya cenderung intim, personal, namun tetap tajam dan peka terhadap perubahan zaman. Ia menulis bukan hanya dari ruang baca, tetapi dari ruang hidup—di mana perjumpaan dengan teman, komunitas, redaksi media, pameran, atau blog pribadi menjadi latar munculnya sebagian besar esai di buku ini.

Buku ini dibagi dalam dua bagian besar:

  • Bagian pertama menggarap isu seputar sastra dan ekosistemnya—dengan sorotan terhadap praktik penerbitan, dinamika redaksi, dan kelindan antara teks dan kenyataan sosial.

  • Bagian kedua meluaskan horison ke seni rupa, film, musik, tari, serta catatan kebudayaan yang lebih umum—seringkali dalam bentuk renungan reflektif dan memoar intelektual.

Kekuatan utama buku ini adalah kemampuannya merawat memori kolektif pembacanya. Dengan membiarkan esai-esai tampil tanpa tambahan konteks atau revisi besar, Berto menekankan pentingnya dokumentasi sebagai jejak—yang otentik, utuh, dan apa adanya. Pembaca mungkin akan menjumpai sejumlah esai yang merujuk pada masa atau fenomena tertentu yang kini terasa jauh, namun di situlah daya tariknya: sebuah ajakan untuk menelusuri kembali ingatan, atau bahkan belajar dari hal yang sudah berlalu.

Meski setiap esai dapat berdiri sendiri, benang merah di antaranya terasa kuat: sebuah keinginan untuk memahami kebudayaan bukan sebagai sesuatu yang beku dan elitis, tetapi sebagai medan hidup yang dinamis, terbuka, dan penuh perjumpaan.

Bercermin Pada yang Sudah bukan hanya buku esai biasa. Ia adalah arsip perasaan, catatan pemikiran, dan refleksi perjalanan seorang penulis yang setia pada dunia budaya. Buku ini cocok bagi siapa saja yang ingin menelusuri denyut seni dan kebudayaan Indonesia dari sudut pandang personal, sekaligus bagi mereka yang menghargai pentingnya mengarsipkan yang sudah agar tak hilang ditelan zaman.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here