Diskusi Jangan Lupa Selasa
STF Driyarkara
Jurgen Habermas: Menolak Hegemoni Agama Dalam Ruang Publik
Time: Sep 20, 2022 06:30 PM Jakarta
Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/86748340534?pwd=MGY5WHVQTUhRcEZra01zZ2VFOENSZz09
Meeting ID: 867 4834 0534
Passcode: 288624
Bangsa Indonesia tidak pernah sepi dari intervensi agama. Sudah sejak awal republik ini berdiri, ada kelompok keagamaan tertentu yang selalu berjuang memaksakan pandangan dan nilai yang dianutnya untuk menjadi acuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang terbaru, di kota Cilegon terjadi penolakan pembangunan gereja oleh warga di sana. Atas nama keselamatan kearifan lokal, komunitas agama lain ditolak keberadaannya. Walikota sebagai pejabat publik pun ikut menandatangani petisi penolakan rumah ibadah itu. Apakah seperti ini keadaban publik sebuah negara hukum modern?
Jurgen Habermas, seorang filsuf Jerman, menawarkan jalan keluar atas situasi yang demikian. Berbeda dengan sekularisme yang menuntut privatisasi agama, Habermas mendorong agama-agama untuk berpartisipasi dalam ruang publik, namun dengan sikap rendah hati dan bersedia mentransformasi diri. Dalam ruang publik, tak boleh ada satu agama pun yang memaksakan pandangan dan nilainya bagi yang lain. Semua pihak mesti bersikap terbuka, siap mengalami perubahan, dan bersedia menerjemahkan bahasa partikular keagamaannya ke dalam bahasa yang universal guna mendukung kelangsungan hidup bersama. Ruang publik bukan milik suatu kelompok agama/budaya, melainkan milik semua keyakinan dan nilai yang siap berkontestasi demi tercapainya nalar publik yang dapat diterima semua pihak.