Home Agenda Diskusi MFI : Menjelajah Hegemoni Antonio Gramsci

Diskusi MFI : Menjelajah Hegemoni Antonio Gramsci

688
0

Rekan-rekan akademisi dan peminat filsafat, mari hadir dan berpartisipasi dalam Kolokium Dwimingguan Masyarakat Filsafat Indonesia pada Senin, 12 September 2022, 19.00-21.00 WIB, bersama Yuventia Prisca (narasumber) dan Sunaryo (moderator) dg tema: “Menjelajah Hegemoni Antonio Gramsci.”

Pada tahun 1994 sebuah film berjudul The Shawshank Redemption, rilis. Film berdurasi tiga jam itu, menceritakan kondisi narapidana menjalani kehidupan sehari-harinya di penjara. Agar tetap waras, narapidana harus terus menyibukkan pikirannya dalam penjara. Bukan suatu kebetulan bahwa ini juga yang terjadi pada Antonio Gramsci, pendiri Partai Komunis Italia. Ia dipenjara 20 tahun oleh pemerintahan fasisme Italia Benito Mussolini akibat ajaran Marx yang dipegangnya.

Namun, penjara justru menjadi ruang inkubator bagi pemikiran-pemikiran Gramsci yang intens merenungkan kekalahan kelas proletar di Barat.

Kapitalisme yang diramalkan oleh Karl Marx pada pertengahan abad ke 19 akan runtuh akibat kontradiksi kelas borjuis dan buruh, justru hingga awal abad ke 20 justru tidak kunjung nyata.

Melesetnya ramalan ini, semakin diperparah dengan pengembangan ajaran Marx yang semakin positivistik oleh mazhab Marxisme Ortodoks sepeninggalan Marx. Dalam mazhab ini, pemikiran-pemikiran Marx yang semestinya garang memompa kesadaran kelas buruh untuk dengan sengaja memperjuangkan emansipasi kaumnya, justru semakin memudar.

Dalam arus ini, ajaran Marx dipahami dalam pengaruh saintifik khas ilmu alam, bahwa rontoknya kapitalisme berjalan otomatis akibat kontradiksi ekonomi yang semakin menguat di antara kelas buruh dan borjuis. Begitu kapitalisme runtuh, sosialisme tampil sebagai pandangan dunia baru menggantikan kapitalisme. Semuanya berjalan otomatis semata-mata akibat kontradiksi internal kapitalisme. Akibatnya, kelas buruh cukup menunggu saja rontoknya kapitalisme, tidak perlu repot-repot berevolusi.

Marxisme ortodoks bisa dimengerti sebagai salah satu faktor gagalnya sosialisme di Barat. Karena itulah, dalam penjara, Gramsci meluapkan kritik kerasnya kepada Marxisme Ortodoks yang kelak menjadi buku babon pemikiran Gramsci berjudul The Prison Notebooks.

Sasaran utama kritiknya tertuju kepada determinisme kontradiksi kelas sebagai hukum obyektif sejarah masyarakat. Gramsci melihat dari lanskap teoritis Marxisme Ortodoks ini, justru memproduksi mental pasif kelas buruh.

Karena itu, Gramsci ingin memulihkan ajaran Marx. Pertama, ia menolak paham determinisme sejarah bahwa sejarah berjalan otomatis layaknya pergantian musim di alam. Sebaliknya bahwa perubahan memang harus diupayakan oleh masyarakat itu sendiri. Kedua, menancapkan sosialisme di tengah masih bercokolnya kapitalisme di Barat, membutuhkan strategi yang sama sekali lain dari sekedar mengadakan revolusi fisik kelas buruh. Gramsci menawarkan cara alternatif, yaitu membangun hegemoni sebagai cara membangun pengaruh seluas-luasnya kepada masyarakat.

Mari, menjelajah hegemoni Antonio Gramsci di Kolokium Dwimingguan MFI.

Klik link ini untuk bergabung dalam zoom meeting:
https://us02web.zoom.us/j/85994786720?pwd=bWtEeW9hZjBsVnVoZHF0Uno0ZFA5dz09

Meeting ID: 859 9478 6720
Passcode: MFI

Kolokium ini diadakan rutin setiap 2 minggu, terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya.
Narahubung: https://wa.me/+6281219174136 (Ruth).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here