Home Agenda Diskusi JLS : Pendekatan Psikologi terhadap Agama

Diskusi JLS : Pendekatan Psikologi terhadap Agama

Tema : Pendekatan Psikologi terhadap Agama ; Motivasi dan Peran Simbol Asasi dalam Strukturasi Kepribadian  Religius
 
Pembicara : Dr. Margaretha Margawati van Eymeren, M.Hum

Moderator : Wildan Pramudya
 
Adanya orang beragama merupakan salah satu kenyataan. Fenomena keberagamaan dapat menjadi kajian ilmu, baik teologi, filsafat, mapun ilmu-ilmu empiris seperti salah satunya psikologi. Pendekatan ilmu psikologi terhadap pengalaman beragama umumnya mencoba memahami dan menjelaskan gejala-gejala psikologis dari manusia yang beragama. Agama yang dimaksud adalah hubungan,  baik bersifat lahir mau pun batin, yang dihayati manusia dengan Yang Ilahi atau yang Transenden. Dalam dunia batin, agama menyangkut perasaan, harapan, keinginan, dan keyakinan terhadap Yang Transenden.

Berbagai pola perasaan dan sistem pemikiran dikembangkan manusia dalam relasinya di dunia batin dengan Yang Transenden berupa keyakinan religious, mitos, ajaran, dan dogma. Di dunia lahir, sebagai individu sekaligus mahluk sosial, relasi yang dihayati manusia Bersama Yang Ilahi dinyatakan dalam berbagai bentuk religiusitas yang bersifat lahiriah. Contohnya, perilaku seperti berdoa, sembahyang, bertapa, berziarah, berpuasa, dan lain-lain. Dalam dunia lahiriah ini sistem-sistem perilaku sosial dikembangkan dalam wujud Lembaga, organisasi, hukum, peraturan, peran & jabatan, dan sebagainya. Dengan demikian, obyek psikologi agama bukan “Yang Ilahi” melainkan manusia beragama.


Sebagai mahluk berkesadaran, manusia selalu terarah kepada sesuatu di luar dirinya, karenanya dalam perilaku religious pun, manusia keluar dari dirinya sendiri dan terarah kepada Yang Ilahi. “Gerak” atau relasi keluar dan “tindak” percaya itulah yang diselidiki. Karenanya psikologi hanya mencari motif-motif psikologis manusia beragama, seperti mempertanyakan mengapa manusia berperilaku keberagamaan? Manusia tidak lahir sebagai mahluk beragama, sama seperti manusia tidak otomatis menjadi mahluk sosial atau etis Ketika dilahirkan.  Kepribadian manusia harus mengalami strukturasi, atau pribadi manusia harus “disusun” dalam segala dimensi dan bidang hidupnya, termasuk dimensi religius atau keagamaan.

Tujuan stukturasi dalam dimensi beragama adalah agar seseorang menjadi tahu dan mau beragama, selain membentuk keberagamaan seseorang berfifat lahir dan batin yang terungkap dalam perilaku beragama. Keinginan beragama tersebut terdiri dari dua macam proses psikologis yaitu motivasi dan peran simbol. Apa saja motivasinya? Apakah  motivasi tersebut  fungsional atau religiusitas asli? Bagaimana peran penting simbol sebagai tanda kehadiran Yang Ilahi bagi proses-proses psikologis perkembagan spiritual? Kedua hal tersebut yang dibincangkan pada Selasa 2 Agustus 2022 ini.
 
 SEKRETARIAT is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Topic: Jangan Lupa Selasa – Psikologi Agama
Time: Aug 2, 2022 07:00 PM Jakarta

Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/86248678928?pwd=UWFkQ0VId2IrcnR3cEJJZlA2NWUrQT09

Meeting ID: 862 4867 8928
Passcode: 223908

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here