Home Berita Alumni Segera Miliki Buku Karya GP Sindhunata, 70 Tahun Berkarya

Segera Miliki Buku Karya GP Sindhunata, 70 Tahun Berkarya

989
0

Karl Rahner, seorang Yesuit dan teolog terpandang, pernah berkata kepada juniornya, “Imanmu adalah iman rakyat setanah airmu, iman yang naif tetapi benar.” Ucapan itu membawa kita kepada apa yang pernah ditulis oleh jurnalis dan satiris Kurt Tucholsky, “Rakyat umumnya mengerti dengan salah, tetapi umumnya pula mereka merasa dengan benar.”

Iman dan spiritualitas kerakyatan itulah yang ditampilkan dalam Jalan Hati Yesuit, bersama kedua buku lainnya Anak-anak Ignatius dan Sisi Sepasang Sayap yang secara khusus mengetengahkan spiritualitas Ignatian. Dalam Gereja Katolik, Ignatius Loyola (1491–1556), pendiri Serikat Yesus, telah dinyatakan kudus. Banyak orang menganggap dia adalah santo yang elitis. Warisan spiritualitasnya juga tak terlalu cocok buat umat yang sederhana.

Buku-buku ini mencoba memperlihatkan bahwa anggapan itu tak seluruhnya benar. Ignatius sendiri adalah pribadi yang hidup dari spiritualitas kerakyatannya, yang juga diliputi kenaifan. Kenaifan penghayatan iman dan perasaan-perasaan iman sangat menentukan perjalanan rohaninya. Sesungguhnya, warisan spiritualitasnya juga sangat mempunyai unsur kerakyatan yang sederhana tersebut. Menengok spiritualitas Ignatius dari sudut ini akan makin membawa kita memahami bahwa spiritualitas Ignatian sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tak berlebihan bila mengatakan bahwa spiritualitas sebenarnya adalah semacam spiritualitas awam.

Spiritualitas Ignatian tidak hanya berkenaan dengan intelek atau budi, tetapi juga dengan rasa dan hati. Maka, spiritualitas Ignatian juga boleh disebut sebagai el camino del corazón, the way of the heart, ziarah rasa, atau jalan hati. Jalan hati ini kiranya akan memberanikan kita menghayati hidup iman dengan sederhana, juga untuk makin memberi arti bagi hidup harian kita.

Ad Maiorem Dei Gloriam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here