Home Agenda Diskusi Filsafat Transendentalisme dalam Filsafat Teknologi

Diskusi Filsafat Transendentalisme dalam Filsafat Teknologi

743
0

Sahabat-sahabat Masyarakat Filsafat Indonesia,
Mari hadir dan berpartisipasi dalam Kolokium Dwimingguan MFI Senin, 18 April 2022, 19.00-21.00 WIB bersama
Budi Hartanto (narasumber) dan Rangga Mahaswa (moderator) dg topik:
“Transendentalisme dalam Filsafat Teknologi.”

Sinopsis:
Kajian filosofis tentang teknologi kini lebih berorientasi pada keutamaan kembali ke pengalaman atau dikenal dengan empirical turn. Istilah empirical turn popular seiring dengan munculnya buku yang dieditori oleh Hans Achterhuis berjudul “American Philosophy of Technology: The Empirical Turn” (2001). Ciri-cirinya dapat kita sebutkan yaitu: non-subjektivistik, integrasi (nature/culture), non-esensialis, politik teknologi, dan instrumentalisasi. Para filsuf empirical turn saat ini punya banyak adherents. Selain nilai filosofisnya, tren ini tak lepas dari banyaknya pembaca yang berasal dari luar disiplin keilmuan filsafat, seperti ilmu-ilmu sosial yang menggeluti STS, dan terutama pembaca dari disiplin ilmu-ilmu teknik.

Berbeda dengan filsafat teknologi klasik yang berciri transendentalis, Martin Heidegger, Gabriel Marcel, dan Karl Jasper tidak membahas teknologi dari dimensi konkretnya, melainkan dari esensinya. Transendentalisme, terutama Heidegger, kini sering dikatakan ketinggalan zaman. Benarkah demikian? Dalam diskusi dwimingguan MFI kali ini, transendentalisme dalam filsafat teknologi akan ditinjau kembali dengan mengacu pada filsafat teknik Bernard Stiegler, interpretasi-interpretasi baru terhadap Heidegger, dan integralisme Armahedi Mahzar.

Transendentalisme Stiegler, misalnya, tidak sepenuhnya a priori karena memosisikan materialitas objek-objek teknik sebagai tertiary retention (memori artifisial) atau bagian dari yang transendental. Konsep teknologi transendentalis Heidegger juga dapat dikatakan masih relevan dengan mengacu pada kondisi antroposen. Sementara itu, Mahzar berargumen seturut dengan teorinya tentang koevolusi teknologi, bahwa akan tercipta suatu kesadaran transendental planeter. Dari perspektif-perspektif baru terhadap transendentalisme teknologis ini dapat disimpulkan bahwa kita tidak bisa lari dari cara berpikir transendentalis.

Konsekuensinya, teknologi tidak mesti selalu dilihat secara sinkronis, melainkan juga diakronis. Fenomena perubahan teknologi yang ada pada waktu tertentu dalam sejarah, misalnya, tetap relevan sebagai kajian empiris filsafat teknologi. Inilah yang memungkinkan munculnya gagasan tentang relevansi penggunaan teknologi alternatif. Selain itu, pentingnya kelestarian lingkungan yang diusung oleh para filsuf teknologi dengan tradisi transendentalisme membuatnya tetap relevan untuk dipertimbangkan.

Klik link ini untuk bergabung dalam zoom meeting:
https://us02web.zoom.us/j/81199006965?pwd=aUEwb2drdGZEVmwxcStZOXFibGtKdz09
Meeting ID: 811 9900 6965
Passcode: 030752

Kolokium ini diadakan rutin setiap 2 minggu, terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya.
Narahubung: 0812-1917-4136 (Ruth).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here