Home Agenda JUMAD KERADMAD : Kurikulum Prototipe, Beban atau Kesempatan?

JUMAD KERADMAD : Kurikulum Prototipe, Beban atau Kesempatan?

Dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah “proses yang hidup” dalam pendidikan. Proses yang hidup”berarti ada interaksi yang sangat kuat antara kerangka pendidikan dengan realitas belajar, terutama pada para guru dan murid. “Proses yang hidup” juga berarti bahwa naik-turunnya kinerja kurikulum ini akan sangat bergantung pada tata kelola persekolahan dan tata kelola pendidikan berbasis komunitas.

Kurikulum Prototipe menuju Kurikulum Merdeka. Penyelenggara persekolahan, guru, pemerintah daerah, dan penggiat pendidikan mulai mengupayakan kurikulum prototipe dalam persekolahan. Kompetensi dasar, materi, kegiatan ruang dan non ruang, asesmen, pendalaman, pengayaan dan muatan lokal dikelola sedemikian rupa sehingga menuju capaian-capaian dalam kurikulum merdeka.

Disebut prototipe karena kurikulum ini perlu menjalani proses penyusunan dan pengujian. Penyusunan dilakukan secara bertahap. Pengujian juga dilakukan secara bertahap baik bagi penyelenggara persekolahan (terutama kepala sekolah), guru, dan murid. Prototipe ini perlu untuk mendapatkan penyusunan dan pengujian secukupnya untuk dapat mendekati ideal dari kurikulum merdeka.

Salah satu proses ini adalah dengan “mengembangkan sendiri”. Bagaimana menjalankan “mengembangkan sendiri”? Bagaimana mengolah kompeteni, materi, kegiatan kelas non-kelas secara menarik interaktif? Hal ini menjadi peluang sekaligus beban. Bagaimana mengolahnya.

Dalam proses kurikulum prototipe ini, penyelenggara sekolah (terutama kepala sekolah) dan guru juga mendapatkan porsi tugas yang besar mengenai bagaimana mereka mengolah kurikulum ini secara kreatif. Dengan jam yang tidak berubah, dengan lingkungan sekolah yang kemungkinan besar tidak berubah, dan dengan tuntutan untuk mempersiapkan interaksi kelas, penyelenggara sekolah (terutama kepala sekolah) dan guru dituntut untuk “kompak” untuk membangun proses kurikulum prototipe ini.

Dalam hal guru, bagaimana mengolah “mengajar, belajar, berkarya”? Bagaimana wujudnya dalam kurikulum tersebut? Bagaimana mengolah kompetensi dan materi untuk menyusunnya?

Sebagai refleksi, kurikulum prototipe ini memberikan kesempatan apa bagi pelaku dan penggiat pendidikan? Apa saja kesempatan itu? Bagaimana mengolah kesempatan itu dalam waktu yang sebenarnya tidak cukup banyak?

link pendaftaran
https://forms.gle/dJivFvp3knr2sbuc6

Meeting ID: 893 4706 4302
Passcode: jumadkerad

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here