Home Agenda Parade Pameran Tunggal 51 Perupa

Parade Pameran Tunggal 51 Perupa

925
0

M enjadi perupa atau seniman sejatinya adalah panggilan jiwa. Hal ini bisa juga dibaca sebagai takdir tiap orang yang melakoninya sebagai pilihan hidup yang akan dipegang teguh sepenuh jiwa hingga akhir hayat.

Kita banyak melihat atau membaca sejarah tentang para seniman-perupa Indonesia atau dunia yang telah memberikan banyak inspirasi dalam kehidupan. Selain kontribusi nyata dalam sejarah seni rupa yang dicapai dengan kuatnya wacana yang ditorehkan melalui karya-karya yang diciptakan, juga banyak hal yang bisa jadi catatan tersendiri adalah cerita perjalanan hidup penuh dedikasi total, dengan kepala tegak mengarungi kehidupan sebagai seniman yang puluhan tahun lalu bagi banyak kalangan sering dianggap sebuah pilihan yang sangat berisiko untuk bisa hidup “layak” bila mengukurnya sering kali dari apa yang didapat secara materi, ketimbang mengapresiasinya dari pencapaian – penciptaan karya bagi kehidupan.

Meskipun terjadi banyak perkembangan akhir-akhir ini, dalam artian mulai banyak juga seniman yang dianggap berhasil hidup “layak” bila dilihat dari sudut pandang awam seperti disebut di atas, rasanya pilihan menjadi seniman hingga kini masih dianggap sebagai pilihan yang sangat berani bagi masyarakat secara umum.

“rasanya pilihan menjadi seniman hingga kini masih dianggap sebagai pilihan yang sangat berani bagi masyarakat secara umum”

Menjadi apa pun sebenarnya punya risiko dalam hidup ini tak terkecuali memilih jalan hidup sebagai seniman atau perupa. Nah, biasanya yang menajdi modal sangat besar dan kuat mendorong setiap seniman dalam hidupnya selain dedikasi yang total, tapi juga apa yang disebut sebagai ketangguhan. Hal ini sering sekali membuat kita kagum melihat sosok-sosok yang mampu mempertahakan konsistensi dan integritasnya dalam berkesenian yang teruji waktu demi waktu.

Pandemi Covid19 di seluruh dunia memberikan dampak sangat luar biasa. Dampak ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Kita pertama-tama harus menghadapi ini semua sebagai apa yang disebut dengan era New Normal. Banyak hal yang berubah 180 derajat dimana-mana, termasuk di Indonesia. Segala lini kehidupan mengalami berbagai perubahan drastis, untuk bisa menyikapi serangan virus mematikan yang memakan banyak korban jiwa di berbagai penjuru dunia.

K ehidupan kita sehari-hari mengalami banyak penyesuaian yang disepakati bersama sebagai solusi terbaik untuk tetap bisa bertahan menghadapi gelombang besar persoalan yang saling terkait satu dengan yang lainnya seperti efek domino. Hal ini tentu dialami siapa saja, termasuk para seniman atau pelaku seni.

Ditemukan fakta banyak seniman yang masih bisa bertahan untuk tetap berkarya selama keadaan yang sangat sulit ini

Yang cukup menarik ternyata dari kejadian besar yang diuraikan secara sederhana ini adalah ditemukan fakta banyak seniman yang masih bisa bertahan untuk tetap berkarya selama keadaan yang sangat sulit ini. Saya kemudian membuat sebuah program sederhana untk membuktikan hal tersebut dengan melakukan kultur rahmi, studio ke studio, menyambangi hampi 50 studio pekerja seni, berdialog dengan kawan-kawan di studio yang dipenuhi dengan karya-karya yang lahir selama masa pandemi juga sebelumnya.

Dari perjumpaan tatap mata setelah periode jaga jarak yang dicanangkan dimana-mana tersebut terlhat jelas faktor ketangguhan yang menjadikan kawan-kawan sesama seniman tetap kokoh tanpa goyah sedikitpun hidup dalam dunia seni yang secara nyata juga terimbas pandemi ini.

Poin ketangguhan ini yang kemudian menjadi pendorong utama dari sebuah gagasan awal untuk membuat sebuah catatan atau peristiwa serni rupa melalui sebuah event yang bernama PARADE PAMERAN TUNGGAL yang merupakan sebuah program yang berbeda dengan apa yang disebut dengan open studio. Semua seniman atau pekerja seni ini akhirnya bersepakat menyelenggarakan pameran tunggal di tempatnya masing-msaing. Menyiasati ruang kerja menjadi ruan gpamer yang bisa diakses publik mengapresiasi karya langsung yang didisplay apil layaknya sebuah pameran. Setiap seniman menampilkan karya-karya yang dikemas dalam satu judul pameran tunggal tersebut.

Sekitar kurang lebih 50 seniman yang mempersembahkan pameran tunggal secara simultan ini terdiri dari latar belakang pendidikan dan pengalaman berkesenian dengan catatan perjalanan berkarya yang cukup mumpuni ini menampilkan berbagai karya seni rupa, mulai dari sketsa, drawing, lukisan, patung, grafis, keramik, instalasi, video art, dan lain-lain.

Pagelaran parade pameran tunggal ini dimulai pada 2 Desember 2021 dan berakhir pada 2 Februari 2022. Selain seluruh pamera tunggak ini bisa diapreasiasi dengan mengunjungi setiap lokasi pamerah tetapi juga eventu ini bisa diakses secara online juga terus disebarkan segala info kegiatan ini melalui kanal digital medsos tiap seniman yang mempersembahkan karya terbaiknya. ( William Robert, Bosen 2020)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here