Home Kajian Waktu

Waktu

684
0

Tepat pukul 23:23 saya memperhatikan waktu. Angka penunjuk waktu yang ditunjukkan layar Smartphone itu seolah ‘berhenti’ ketika saya capture menjadi sebuah ‘gambar’. Karena kalau tidak saya screenshots maka angka itu akan segera berubah menjadi 23:24. Begitu waktu berubah menjadi 23:24, maka 23:23 menjadi masa lalu, ia hilang, tidak ada lagi.

Waktu yang terus berubah itu yang selalu menjadi bahan pertanyaan. Bagaimana waktu itu bisa ada kalau masa lalu tidak lagi ada, masa depan belum terjadi, dan masa sekarang tidak senantiasa? Bagaimana kita mengukur waktu yang tidak ada? Paradoks ini muncul dari waktu yang ada tetapi tidak ada.

Padahal kita sering membicarakan tentang waktu yang pendek dan waktu yang panjang. Dengan cara tertentu kita mengobservasi waktu dan mengukurnya. Hanya melalui masa lalu dan masa depan, kita dapat mengatakan ada yang lama dan singkat dari waktu.

Bagaimana waktu itu bisa ada kalau masa lalu tidak lagi ada, masa depan belum terjadi, dan masa sekarang tidak senantiasa?

Memang masa depan lebih dekat (akan segera datang) sedangkan masa lalu terasa lebih lama dan panjang. Kita mempunyai keterbatasan dalam menegaskan pengukuran waktu. Tetapi sekali lagi muncul pertanyaan, mengapa dari sesuatu yang tidak ada kita dapat mengukur panjang dan pendeknya waktu?

Pada awalnya kita mungkin tidak percaya akan kepastian tentang adanya masa lalu dan masa depan. Namun kemudian, dengan menempatkan waktu ke dalam harapan (masa depan) dan kenangan (masa lalu), ide masa lalu yang panjang dan masa depan yang pendek dapat dibayangkan melalui bahasa, pengalaman, dan tindakan. Dengan itu waktu yang hilang dapat dikembalikan setelah ditransformasikan ke dalam narasi.

Mari kita kembali ke masa sekarang. Bukankah masa sekarang yang ‘masih ada’ baru saja berlalu? Untuk menjawabnya kita harus mengantisipasi bahwa harapan dan kenangan merupakan modal untuk masa sekarang. Waktu itu instan. Kalau kita dapat membayangkan atau merasakannya, maka waktu sesaat yang sekarang itu tidak dapat dibagi lagi dalam pecahan menit dan detik, dan keberadaan masa sekarang itu tidak punya durasi. Kita dapat menyadari waktu dan mengukurnya apabila ia telah lewat. Ketika artikel ini ditulis, pukul 23:23 sudah lewat dan tidak dapat kembali lagi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here